TEMPAT WISATA MENGESANKAN
Senin, 02 Desember 2019
Rabu, 29 Agustus 2018
Puncak Sosok
Destinasi baru untuk berlibur menikmati keindahan pemandangan alam di daerah pleret,
Menikmati Sunset di Puncak Sosok |
Bagi pengunjung anak - anak juga telah di sediakan arena bermain , seperti ayunan ,kereta mini, dan bisa melihat beberapa kelinci di kandang yang telah di tambahkan di area tersebut sehingga semakin menambah lengkap tempat wisata Puncak Sosok.
Bermain Ayunan sambil menikmati Sunset |
lokasi berdekatan dengan Puncak Gebang Bawuran, tinggal lurus saja dari Puncak Gebang.
Untuk menuju Puncak Sosok pengunjung Harus extra hati - hati karena jalan yang sempit dan menanjak, kalau pengunjung datang menggunakan mobil juga harus extra hati - hati karena jalan yang sempit saat berpapasan dengan kendaraan dari lawan arah.
Suasana yang santai |
Lokasi berdekatan dengan TPS Pleret |
Puncak Gebang Bawuran
Melanjutkan perjalanan ke sebuah obyek wisata yang termasuk belum lama di bangun, sebuah bukit yang di beri nama puncak gebang.
Disini kita bisa menikmati suasana alam yang tenang dari ketinggian dengan udara yang segar, sambil menikmati pemandangan persawahan dan keindahan gunung merapi saat terlihat dari kejauhan.
Pada pagi hari ataupun sore hari tempat ini banyak di kunjungi para penghoby sepeda gunung karena trek yang di lewati lumayan menantang sehngga banyak yang tertantang utuk naik menggunakan sepeda, tapi jangan khawatir karena lelah akan terbayarkan saat anda sudah mencapai puncak bukit karena di sajikan pemandangan yang indah.
Puncak gebang beralamatkan di Dusun Jambon ,Bawuran Pleret Bantul yogyakarta
untuk menuju kesana sangat mudah melalui rute utara yaitu jalan Jogja - Wonosari , lampu merah perempatan Kids Fun ke arah selatan ikuti saja jalan tersebut sampai menuju desa Bawuran belok ke kiri sebelum pertigaan wonolelo lalu naik ke bukit menuju puncak gebang.
Candi Ijo Yogyakarta
Perjalan kali ini saya akan menikmati sunset di area candi Ijo,
Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung, kira-kira sekitar 4 kilometer arah tenggara Candi Ratu Boko. Dimana pada bagian bawah lereng tersebut terdapat wisata tebing Breksi Jogja yang merupakan bekas pertambangan batu alam. Posisinya berada pada lereng bukit dengan ketinggian rata-rata 425 meter di atas permukaan laut[2]. Candi ini dinamakan "Ijo" karena berada di atas bukit yang disebut Gumuk Ijo. Kompleks percandian membuka ke arah barat dengan panorama indah, berupa persawahan dan bentang alam, dan terlihat pula landasan pacu Bandara Adisucipto
suasana sore hari |
Kompleks percandian utama
Kompleks percandian utama terletak di bagian timur menempati teras tertinggi. Di bagian ini ada candi induk (satu telah dipugar), candi pengapit, dan candi perwara. Candi induk yang sudah selesai dipugar menghadap ke barat. Di hadapannya berjajar tiga candi yang lebih yang lebih kecil ukurannya yang diduga dibangun untuk memuja Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Ketiga candi perwara ini menghadap ke arah candi utama, yaitu menghadap ke timur. Tiga candi kecil ini memiliki ruangan di dalamnya dan terdapat jendela kerawangan berbentuk belah ketupat di dindingnya. Atap candi perwara ini terdiri atas tiga tingkatan yang dimahkotai barisan ratna. Candi perwara yang berada di tengah melindungi arca lembu Nandini, kendaraan Dewa Syiwa.
Candi induk
Bangunan candi induk berdiri di atas kaki candi yang berdenah dasar persegi empat. Pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terletak di pertengahan dinding sisi barat, diapit dua buah jendela palsu, yakni relung gawang jendela tetapi tidak tembus berlubang pada ruangan di dalam. Pada dinding sisi utara, timur, dan selatan masing-masing terdapat tiga relung yang dihiasi ukiran kala makara. Relung yang tengah lebih tinggi dari dua relung yang mengapitnya. Relung-relung ini kini kosong, diduga mungkin dulu pada relung-relung ini pernah terpasang arca.
Untuk mencapai pintu yang terletak sekitar 120 cm dari permukaan tanah dibuat tangga yang dilengkapi dengan pipi tangga berbentuk sepasang makara, makhluk mitos berbentuk bertubuh ikan dan berbelalai seperti gajah. Kepala makara menjulur ke bawah dengan mulut menganga. Di atas ambang pintu terdapat hiasan kepala Kala bersusun. Pada bagian pintu masuk terdapat ukiran kala makara, berupa mulut raksasa kala yang tersambung makara. Pola kala-makara ini lazim ditemukan dalam ragam hias candi-candi Jawa Tengah. Sebagaimana yang terdapat di candi-candi lain di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kedua kepala Kala tersebut tidak dilengkapi dengan rahang bawah. Di atas ambang kedua jendela palsu juga dihiasi dengan pahatan kepala Kala bersusun.
Di dalam mulut masing-masing makara terdapat relief burung bayan kecil. Jendela-jendela palsu ada bagian luar dinding utara, timur dan selatan, yaitu tiga buah pada masing-masing sisi. Ambang jendela juga dibingkai dengan hiasan sepasang makara dan kepala kala seperti yang terdapat di jendela palsu yang mengapit pintu.
Dalam tubuh candi induk ini terdapat sebuah ruangan. Di tengah dinding bagian dalam sisi utara, timur dan selatan masing-masing terdapat sebuah relung. Setiap relung diapit oleh pahatan pada dinding yang menggambarkan sepasang apsara yang terkesan terbang menuju ke arah relung. Tepat di tengah ruangan terdapat lingga dan yoni yang disangga oleh figur ular sendok. Makhluk yang berasal dari mitos Hindu ini melambangkan penyangga bumi. Penyatuan lingga dan yoni melambangkan kesatuan antara Syiwa dan Parwati shaktinya.
Atap candi bertingkat-tingkat tiga undakan, terbentuk dari susunan segi empat yang makin ke atas makin mengecil. Di setiap sisi terdapat deretan tiga ratna di masing-masing tingkat. Sebuah ratna berukuran lebih besar terdapat di puncak atap. Sepanjang batas antara atap dan dinding tubuh candi dihiasi dengan deretan pahatan dengan pola berselang-seling antara sulur-suluran dan gana (makhluk kerdil). Sepanjang tepi atap dihiasi dengan deretan antefiks dengan bingkai sulur-suluran. Dalam masing-masing bingkai terdapat arca setengah badan yang menggambarkan dewa dalam berbagai posisi tangan.
Lokasi Candi Ijo
Candi Ijo memiliki jarak kurang lebih 28 km dari arah timur Yogyakarta. Anda bisa menggunakan rute menuju Candi Prambanan, setelah itu pilih arah selatan, arah menuju Candi Ijo ada di jalan raya yang menghubungkan antara Yogyakarta serta Piyungan.anda juga bisa melalui jalan yogya wonosari setelah menemukan pertigaan lampu merah Piyungan ambil arah ke utara Sesudah menempuh kurang lebih 15 menit, Anda akan menemukan papan nama yang bertuliskan Candi Ijo.jalan menuju lokasi candi dengan menanjak melewati obyek wisata tebing Breksi.
setelah sampai area parkir motor / mobil sudah terlihat komplek Candi Ijo dan pengunjung di kenakan retribusi pengunjung sebesar Rp 5000 untuk wisatawan lokal.
Rabu, 14 Maret 2018
CANDI BARONG
CANDI BARONG
Dolan saya kali ini menuju sebuah Candi yang bernama CandiBarong
Candi Barong adalah candi bercorak Hindu yang terletak di tenggara Kompleks Ratu Boko, Prambanan, Sleman, tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram.
Candi Barong adalah candi bercorak Hindu yang terletak di tenggara Kompleks Ratu Boko, Prambanan, Sleman, tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram.
Posisi candi berada di sisi tenggara kompleks Ratu Boko, agak di bawahnya namun masih dalam sistem perbukitan yang sama, perbukitan Batur Agung, pada ketinggian 199 m di atas permukaan laut. Di sisi barat daya, di bawah bukit, terletak Candi Banyunibo, suatu bangunan Buddhis. Pada posisi tenggara candi ini, berjarak sekitar 2 km, terletak Candi Ijo. Selain itu, terdapat pula di sekitarnya situs-situs arca Ganesha, Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu[1].
Untuk masuk ke kawasan Candi ini cukup dengan membayar retribusi sebesar@ Rp 5000 / org untuk wisatawan lokal dan @ Rp10000 / org untuk wisatawan asing / mancanegara.
Kompleks candi ini memiliki pintu masuk di sebelah barat, lalu mengantar pada lahan berundak tiga. Teras pertama dan kedua sudah tidak ditemukan bangunan candi, meskipun terdapat sisa-sisa lantai atau umpak. Teras kedua merupakan area bukaan yang cukup luas. Sebelum memasuki teras tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.
Pada bagian teras tertinggi terdapat dua bangunan candi untuk pemujaan, diperkirakan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Masing-masing candi ini mempunyai ukuran kira-kira 8,18 m × 8,18 m dengan tinggi 9,05 m[1]. Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan.
Pelataran Candi Barong |
Pemujaan terhadap Wisnu merupakan keistimewaan kompleks candi ini. Umumnya, candi-candi Jawa Tengah memuja Dewa Syiwa atau bersifat Syiwaistis. Selain itu, struktur berundak dengan pusat pemujaan terletak paling timur juga tidak umum bagi candi-candi dari masa Medang, yang biasanya bangunan utamanya berada di pusat kompleks. Hanya Candi Ijo yang memiliki karakteristik sama. Struktur berundak ini dianggap sebagai ekspresi asli Indonesia. Corak sinkretik juga tampak dari pemujaan terhadap Dewi Sri.Ketika ditemukan, candi ini telah runtuh. Pemugaran dimulai 1987 dengan menyusun kembali dua candi utama. Pemugaran selesai 1992, dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Selama pemugaran ditemukan arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Selain itu ditemukan satu arca Ganesha dan beberapa peripih kotak terbuat dari batu andesit dan batu putih. Dalam salah satu peripih terdapat lembaran-lembaran perak dan emas bertulisan, namun tulisan itu sudah tak terbaca. Mendampingi peripih ditemukan pula sejumlah perlengkapan rumah, seperti mangkuk keramik, mata panah, guci, dan sendok[1].
Candi ini mendapatkan nama 'barong' karena bangunan utama candi memiliki hiasan kala dan makara pada setiap relung seperti umumnya candi di Jawa, yang mirip dengan barong.
Jumat, 09 Maret 2018
Curug Gede
CURUG GEDE PATHUK
Perjalanan kali ini saya bersama teman mbolang saya mas Jason_RDH menuju Curug Gedhe.
Saat masuk area Curug kita cukup menitipkan kendaraan di samping pintu masuk, dengan cukup bayar Rp 6000, untuk biaya penitipan motor dan masuk / orang.
Di lanjutkan menuruni jalan setapak yang telah di cor semen dengan pagar pengaman.
Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan jatuhan air langsung menuju ke dasar. Pada bagian dasar air terjun terdapat cekungan kolam dengan kedalaman mencapai 2 (dua) hingga (3) meter.
Perjalanan kali ini saya bersama teman mbolang saya mas Jason_RDH menuju Curug Gedhe.
Saat masuk area Curug kita cukup menitipkan kendaraan di samping pintu masuk, dengan cukup bayar Rp 6000, untuk biaya penitipan motor dan masuk / orang.
Di lanjutkan menuruni jalan setapak yang telah di cor semen dengan pagar pengaman.
Wisata Alam Jurug Gedhe terletak di dusun Gembyong, desa Ngoro-oro, kecamatan Patuk, kabupaten Gunungkidul, wisata ini terletak di bagian barat kabupaten Gunungkidul, yang secara langsung berbatasan dengan dua kabupaten, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Sleman, sebelah barat kabupaten Bantul. Wisata ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih 10km ke arah utara dari pusat kecamatan Patuk.
Air Terjun Jurug Gedhe dikelilingi oleh tebing batu yang cukup tinggi dan rerimbunan semak belukar di area tepi tebing. Jenis batuan yang ada memiliki kemiripan dengan batuan.Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan jatuhan air langsung menuju ke dasar. Pada bagian dasar air terjun terdapat cekungan kolam dengan kedalaman mencapai 2 (dua) hingga (3) meter.
Air Terjun Jurug Gedhe merupakan air terjun musiman yang hanya mengalir pada musim penghujan saja. Ketika musim kemarau aliran air mengering tanpa meninggalkan sisa. Selain itu debit air terjun ini mengikuti aliran Sungai Gembyong yang berada di bagian atas. Bila melihat Air Terjun Gembyong terlihat melimpah air maka hal tersebut berlaku pada air terjun tersebut yang berada di bagian bawah. Waktu yang tepat untuk menyambangi air terjun ini saat pertengahan musim penghujan dan pada hari sebelumnya kawasan tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi hingga sedang.
Bebatuan yang ada disekitar Air Terjun Jurug Gedhe merupakan bebatuan kapur khas perbukitan Gunungkidul. Hal ini membuat sebagia orang menyebut air tersebut dengan nama Curug Purba. Kondisi bebatuan di sekitar air terjun masih terlihat bersih dan belum terlihat adanya vandalisme. Keberadaan sampah yang berada di kawasan air terjun ini konon terangkut dari hulu sungai ketika hujan deras melanda kawasan ini. Dasar aliran sungai yang dangkal terlihat dipenuhi oleh tumbuhan lumut dan rumput liar. Hal ini menambah keasrian kawasan air terjun ini dan diharapkan tidak dibersihkan saat pengembangan kawasan wisata.
Pengunjung Air Terjun Jurug Gedhe masih sedikit dan terlihat sepi meskipun pada liburan akhir pekan. Rata-rata pengunjung yang datang ke tempat ini berasal dari daerah sekitar yang ingin bersantai, mandi, hingga memanfaatkannya sebagai lokasi memancing. Wisatawan dari luar daerah masih jarang ke tempat ini karena minim informasi dan promosi wisata. Beberapa kabar menyebutkan kadang air terjun ini digunakan sebagai tempat berlatih rapeling atau olahraga menuruni tebing oleh para pecinta alam.
Jurug Gedhe sendiri diambil dari bahasa jawa dengan suku kata “Jurug” dan “Gedhe”, jurug artinya air terjun dan gedhe artinya besar. Konon air terjun ini dibilang angker dari segi mistik, kisah-kisah dongeng, hingga tradisi sampai sekarangpun hal itu pun masih kental di kalangan masyarakat, bagi para pengunjung bisa menanyakan langsung ke warga sekitar, untuk itu himbauan untuk bertutur kata baik ataupun menjaga tingkah laku sopan santun harus tetap dijaga.
Senin, 31 Juli 2017
Hutan Mangrove Kulon Progo
Lanjut main bareng teman - teman kerja yaitu wisata alam yang lagi hits hadir di jogjakarta. Yaitu wisata hutan mangrove yang terletak di kawasan kelurahan jangkaran, Kecamatan Temon,Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berbatasan dengan Purworejo yang akhir akhir ini sangat ramai dikunjungi wisatawan.
Hutan mangrove kulon progo ini berdiri kokoh membentang di sepanjang sungai bogowonto ke arah barat.
Untuk tiket masuk jembatan api-api hutan mangrove kulon progo ini dikenakan biaya sebesar Rp. 4000 per orangnya serta ditambah biaya parkir motor Rp 2000 dan untuk mobil Rp. 5000. Setelah membayar tiket masuk kamu akan melewati jalanan kecil di sekitar tambak udang. Untuk berjalan mengelilingi hutan magrove, kamu bisa menggunakan fasilitas jambatan bambu yang beberapa spot terdapat area untuk berfoto selfie. Setidaknya disini tersedia 10 spot foto dengan konsep yang berbeda. Selain jembatan yang menjadi icon utama, jembatan melingkar yang berbentuk hati menjadi spot terfavorit wisatawan untuk berfoto.
Selain berjalan mengelilingi hutan mangrove, kamu juga bisa menikmati berkeliling hutan mangrove ini menggunakan perahu. Biaya untuk naik perahu cukup murah, yaitu dikenakan sebesar Rp. 5000 per orangya. Dari perahu kamu bisa menikmati pemandangan hutan mangrove dari ujung ke ujung.
Kamis, 13 Juli 2017
yoga shitghe journey: Bukit Lintang Sewu
yoga shitghe journey: Bukit Lintang Sewu: Dan perjalanan saya kali ini menuju ke Bukit Lintang Sewu ,wisata di daerah Dlingo Memang seakan tak ada habisnya jika kita membicara...
Bukit Lintang Sewu
Dan perjalanan saya kali ini menuju ke Bukit Lintang Sewu ,wisata di daerah Dlingo Memang seakan tak ada habisnya jika kita membicarakan wilayah bantul yang satu ini. Tercatat sudah ada belasan spot wisata di sini sebut saja Bukit Mojo, Hutan Pinus Pengger, Kebun Buah Mangunan, Jurang tembelan, Bukit Panguk, Watu Goyang, Puncak Becici, Hutan Pinus Asri, hutan Pinus Nganjir, Jurang Tembelan, dan Watu mabur. Seiring dengan ngehitsnya wilayah Dlingo ini, warga beramai ramai mengembangkan setiap daerah yang berpotensi untuk wisata baru di Bantul. Salah satu yang terbaru adalah Bukit Lintang Sewu Muntuk.
Lokasi bukit Lintang Sewu ini tak jauh dari Hutan Pinus Asri hanya sekitar 500 meter sebelah utaranya. Meski demikian, panorama alam yang ditawarkan bukanlah keindahan hutan pinus melainkan hutan Kayu putih. Obyek wisata terbaru di Dlingo ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak januari 2016 lalu. Meski demikian baru ngehits dan populer akhir akhir ini.Spot selfie Lintang Sewu yang paling digemari adalah dua tugu yang berada di tepian tebing. Background pemandangan berupa alam pegunungan. Selain itu di Lintang Sewu ini pengunjung dapat melihat keindahan pesona lampu - lampu kota Yogyakarta di malam hari yang sangat indah.
Rute Menuju Bukit Lintang Sewu Dlingo
Dari arah kota Jogja menuju ke Bukit Lintang Sewu ini ambil arah terminal Giwangan kemudian lewat Jalan Imogiri Timur lurus terus ke arah selatan. Rute menuju Bukit Lintang Sewu ini sama dengan rute menuju Pinus Pengger yaitu arah ke kebun buah Mangunan. Setelah sampai di persimpangan Hutan Pinus dan arah Kebun Buah mangunan ambil yang lurus (naik). Setelah melewati Hutan Pinus asri lurus saja sekitar 500 meter sudah sampai di Bukit Lintang Sewu dengan Gapura di kanan jalan. Jika ingin melewati jalan Jogja - wonosari , dari Piyungan terus naik melewati bukit bintang Hargodumilah terus saja sampai peremparatan polsek Patuk ambil arah kanan ikuti saja jalan utama , melewati Hutan Pinus Pengger, Puncak Becici, Dahromo , sampailah di kawasan hutan kayu putih kanan jalan , disitulah lokasi Bukit Lintang Sewu.
Harga Tiket Bukit Lintang Sewu dan Fasilitas
Untuk masuk ke wisata baru bukit Lintang Sewu Dlingo ini pengunjung cukup membayar Rp. 2.000 dan biaya parkir 2.000/motor serta 3.000 untuk mobil. Fasilitas yang ada di Bukit Lintang Sewu ini adalah camping Ground, spot foto, Parkir, Gzebo, Toilet, dan beberapa warung makan. jam buka Bukit Lintang Sewu adalah 06.00 – 22.00 WIB
Foto by : Jason_rhd |
Hutan Pinus Pengger Dlingo Yogyakarta
Perjalan kali ini saya menuju sebuah Objek wisata dengan spot selfie baru di Hutan Pinus ini terletak di kawasan reservasi hutan Pinus milik Perhutani. Tepatnya berada di Dusun Sendangsari desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Letaknya sekitar 4 km dari Pathuk.
Untuk menikmati spot baru di Hutan Pinus Pengger berupa tangan raksasa, pengunjung cukup membayar biaya Rp. 2000 dan biaya parkir sebesar Rp. 2000/motor dan rp. 5000/mobil. Sedangkan untuk spot selfienya pengunjung membayar seiklasnya. Fasilitas di Hutan Pinus Pengger ini cukup lengkap mulai dari Toilet, Mushola, bangku, rest area, dan juga gazebo.
Hutan Pengger buka sampai jam 12 malam , karena pemandangan di malam hari juga sangat indah , kita bisa menikmati keindahan kota Yogyakata di malam hari dengan pemandangan lampu - lampu
Jika ingin bermalam di hutan pinus Pengger kita bisa camping di sini karena telah area untuk camping, tentunnya dengan biaya khusus namun tidak terlalu mahal juga.
Berikut foto - foto di malam hari :
Langganan:
Postingan (Atom)