Jumat, 09 Juni 2017

Patung Sapi Lembu Sora Boyolali



 Perjalanan saya selanjutnya menuju sebuah bangunan yang berupa sapi raksasa ini berada di sisi utara alun-alun kidul Boyolali di kemiri, atau tepatnya di lingkungan kantor setda Pemkab Boyolali. Bangunan yang tampak  berupa sapi raksasa yang sedang duduk ini memiliki tinggi 11 meter dengan luas bangunan 160 meter persegi. Gedung Lembu Sora ini dibangun dengan nilai sebesar Rp 2,7 milyar dan diharapkan bisa sebagai gedung untuk menerima tamu VIP dari luar kota Boyolali yang berkunjung ke kota Boyolali.











Curug Sikencling





 Kawasan Wisata Curug Sikencling merupakan spot wisata alam baru di kabupaten magelang. kawasan ini terletak di Desa Dampit Kec. Windusari Kab. Magelang. Keindahan alam yang masih alami menjadi daya tarik utama orang orang untuk berkunjung kesini dan juga akses menuju lokasi juga sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama cukup dengan berjalan kaki tidak sampai 5 menit menuruni beberapa anak tangga ,maka kita sudah bisa menikmati panorama curug sikencling








Minggu, 04 Juni 2017

Curug Silawe






Perjalanku selanjutnya menuju sebuah curug yang bernama Curug Silawe yang terletak di Kabupaten Magelang.Air terjun yang terletak di sebelah barat daya Kabupaten Magelang ini sedikit tersembunyi dan sulitnya akses jalan menuju lokasi. Di sebut Silawe karena dahulu banyak sekali sarang laba - laba di area curug tersebut, karena banyak yang belum mengenalnya, kawasan wisata Curug Silawe masih terlihat indah dan alami.Curug Silawe terletak di Dusun Kopeng Kulon, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Berada di lereng Gunung 











Tiba di pintu masuk Curug Silawe yang berupa loket penarikan tiket,dan retribusi parkir kendaraan bermoto, kami segera membayar tiket masuk dan memarkir di area parkir yang telah disediakan. Dari area parkir kami harus berjalan menyusuri jalan setapak di tepi tebing sejauh beberapa ratus meter untuk tiba di area air terjun. Dari kejauhan bunyi jatuhan air terjun sudah terdengar jelas dan kami bertambah semangat untuk segera tiba di air terjun.
Di karenakan curug belum banyak pengunjung jadi area tersebut masih benar-benar alami sehingga batuan yang berada di sekitar sangat licin ,jadi harus benar - benar hati -hati saat melewati batuan yang 

Candi Selogriyo



Perjalanan saya selanjutnya menuju ke sebuah candi yang bernama Candi Selo Griyo
Candi Selogriyo merupakan salah satu candi peninggalan masa Hindu Budha yang berada di Magelang. Candi Selogriyo sendiri terletak di dusun Campurejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang terletak di kaki gunung Sumbing tepatnya di lereng timur tiga bukit Condong, Giyanti dan Malang. Diperkirakan candi ini dibangun sama dengan yang ada di Dieng pada abad ke 8 M oleh wangsa sanjaya dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno. Ketinggian candi Selogriyo ini berada pada ketinggian 648 mdpl. Secara administratif, candi ini berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.
Route yang terdekat adalah jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi.
Akses ke Candi Selogriyo sendiri tergolong sulit karena memang jalan menuju candi terutama dari desa terdekat hanya bisa dilalui oleh sepeda motor sampai pos pembelian tiket. Dari pos pembelian tiket jarak ke candinya sendiri sekitar kurang lebih 1km melewati jalan setapak menyusuri lereng – lereng bukit. Disarankan untuk yang belum terbiasa di jalan sempit untuk mengurungkan niatan ke menaiki motor sampai ke Candi Selogriyo. 
jalan setapak ini hanya bisa di lalui oleh kendaraan roda dua saja.




Pintu masuk retribusi



Pemandangan di perjalanan menuju Candi 

Pintu utama masuk ke Candi


Sisa -sisa peninggalan candi








Arca yang berada di Candi griyo
Sepanjang perjalanan kita akan dimanjakan dengan penorama bebukitan kaki gunung sumbing dan ladang terasering petani desa kembangkuning. Dari kejauhan nampak Candi Selogriyo yang brada di rerimbunan pohon – pohon di bukit. Sesampainya di Candi Selogriyo anda akan menemui candi Selogriyo yang hanya berjumlah satu candi. Candi ini hampir runtuh di karenakan oleh tanah yang hampir amblas di bagian pintu utama maka pada  di candi ini di kelilingi tali untuk mengantisipasi robohnya candi.
Candi Selogriyo sendiri ditemukan pertama kali oleh Hartman pada 1835 pada masa penjajahan Belanda. Pertama kali ditemukan kondisi candi tidak utuh seperti sekarang melainkan berupa pecahan – pecahan bagian candi dan oleh karena hal tersebut kemudian Hartman membentuk sebuah tim yang bertugas menyusun ulang Candi Selogriyo.